FPN 2019: Topeng Kutai Dalam Cerita Panji

FestivalPanji – Yayasan Sangkoh Piatu dari Tenggarong Kab. Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, ikut meramaikan Festival Panji Nusantara 2019 yang diselenggarakan serentak di Blitar, Malang, Tulungagung dan Kediri. Karya yang disajikan adalah “Topeng Kutai Dalam Cerita Panji” didukung oleh 15 Orang yang dibagi atas empat sajian, Tari Penembe, Kemindu, Gunung Sari dan Tari Kelana.

Penampilan ini akan disajikan di dua kota, yaitu Amphitheatre Kompleks Candi Penataran Kab. Blitar, Selasa malam (9/7) dan Kompleks Simpang Lima Gumul (SLG) Kab. Kediri, Rabu malam (10/7).

Tari Topeng Kutai ini adalah peninggalan Kasultanan Kutai Kartanegara yang pada awalnya memiliki hubungan dengan seni tari kerajaan Singosari dan Kediri, meski gerak tari dan tabuhan gamelan yang mengiringinya sedikit berbeda. Sedangkan cerita yang dibawakannya hampir sama, juga kostum para penarinya. Tari Topeng Kutai mengalami kejayaan di masa Pemerintahan Raja Kutai Kertanegara ke XIX Sultan Aji Muhammad Parikesit. Tari ini dihidupkan kembali oleh Yayasan Sangkoh Piatu dimana anggotanya adalah generasi penerus sebelumnya.

Pada mulanya tarian ini terkesan eksklusif untuk kalangan kraton saja, yang dipersembahkan pada acara penobatan raja, perkawinan, kelahiran dan penyambutan tamu. Namun belakangan sudah sering disajikan di depan khalayak umum.

Tari Topeng Penembe. Tari ¡ni menceritakan tentang seorang putri yang masih remaja sedang belajar menari. Tarjan ini dilakukan dengan gerakan-gerakan sederhana yang merupakan gerakan gerakan dasar dan tari Topeng Kutai itu sendiri, seperti Endapan, Nyelontang, Mayang, Pasang Igal dan Nyarap. Dengan menggunakan kostum tari berupa hiasan kepala yang disebut Sekar Suhun, Kembang Ronce dan Sumping pada telinga, memakal baju tangan pendek dengan perhiasan kalung dan gelang merak di lengan. Seloar Sekoncang, Dodot Rumbai serta Sampur, Gelang Krincing dipergunakan pada kedua pergelangan kaki.

Tari Topeng Kemindu. Tarian ini menceritakan tentang seorang putri yang sedang bermain di Taman Sari dengan riang gembiranya, sesembari ia mengingat-ingat gerakan tari yang ia pernah ia pelajari, serta dipadu-padakan olehnya dengan gerakan-gerakan berdandan atau merias dir seperti bercermin, meraih sumping dan memasang gelang. Dalam suasana riangnya tanpa disadari ia telah gemulai dalam menari. Kostum yang digunakan penari Topeng Kemindu tidak jauh berbeda dengan Tari Topeng Penembe, kecuali hiasan pada kepalanya menggunakan Gorda Mungkur.

Tari Topeng Gunung Sari. Tarian ini menggambarkan seorang Putri yang sedang berjalan-jalan di sebuah taman, dimana sebelumnya terlebih dahulu ia merias dirinya. Di tengah taman yang indah ada terdapat kolam ikan yang menarik perhatiannya, kolam itu berisikan ikan yang indah berwarna warni sehingga menimbulkan hasrat sang putri untuk memilikinya. Sang putripun mengambil jala, sembari melempar untuk mendapatkan ikan yang diinginkannya. Kostum yang digunakan sama dengan Tari Topeng Penembe, kecuali ditambah dengan Jala Ikan yang diletakkan pada sebuah meja kecil bersamaTopeng.

.Tari Topeng Kelana dan Togog, menceritakan tentang pengembaraan seorang kastria muda dalam mencari ilmu kedigdayaan yang dalam perjalanannya menemukan tantangan-tantangan dan pertempuran-pertempuran. Topeng kelana dalam tariannya didampingi seorang abdi dalam yang setia bernama togog.

Para penari yang akan membawakannya adalah Aji Mohd Afriansyah, M. Dzaki Affandi, Aji Maya Melati dan Siti Nazwa Alya Mariani. Sedangkan para pemusik terdiri dari Edy Mohamaf Yusuf Ariadi, Aji Moh. Ronny, Aji Mirza Kusuma Wardana, M. Rizki Hario Budi Utomo, Mohd Saifi Haidir, Aji Rachmad Komaini, M. Rico Hadi Darma Jaya Kesuma, M. Riza Hariyadi Kusuma Wardana, Aji Muhammad Ihsanul Aqil dan M. Rezy Abdurrahman. Sedangkan Weni Nur Budi sebagai Penata Rias/Busana.

Pada penampilan di Blitar (9/7) selain Tari Topeng Kutai Kartanegara juga disajikan pemutaran Film Animasi “Jaka Kembang Kuning”, Reyog Bulkiyo, Tari Porem Bulkiyo, Baca Puisi Panji, karya tari Nuryanto dan Tari Kreasi Thengul dari Bojonegoro.

Sedangkan dalam acara di Kediri, juga disajikan Pertunjukan Irama Citra “Jaka Bluwo” (DIY), karya tari Nuryanto (Surakarta) dan Teater Tombo Ati dan Jombang dengan lakon “Panji Angreni”.