Wayang Beber adalah sebuah pertunjukan wayang yang dipertunjukkan dengan cara menceritakan lukisan yang dibeber (dibentangkan) di depan dalang. Lukisan wayang beber berjumlah 6 gulung, dan tiap gulung berisi 4 jagong atau adegan. Kesenian yang sudah langka ini hanya tersisa di dua tempat yaitu di Kabupaten Pacitan Jawa Timur serta Wonosari Gunungkidul D.I Yogyakarta. Wayang Beber Pacitan memiliki spesifikasi, yaitu hanya mengisahkan perkawinan Panji Asmarabangun dengan Dewi Sekartaji, atau disebut kisah Jaka Kembang Kuning, yang merupakan salah satu episode Cerita Panji. Sedangkan Wayang Beber di Gunungkidul disebut Wayang Beber Kyai Remeng Mangunjaya.
Pergelaran Wayang Beber hanya diiringi alat-alat musik cukup sederhana (gamelan slendro), terdiri dari rebab (instrumen gesek), kendang, kethuk, kenong dan gong (semuanya perkusi). Tempat untuk menancapkan tongkat penggulung Wayang Beber menjadi satu dengan tempat menyimpan gulungan Wayang Beber tersebut. Pergelaran dimulai dengan sebuah ritual, kemudian gamelan dimainkan, dan selama sekitar 1 (satu) jam dalang menceritakan masing-masing lukisan yang menggambarkan adegan atau sebuah peristiwa, hingga sampai adegan ke 23 pada gulungan yang keenam. Gulungan terakhir yaitu ke-24, tidak pernah dibuka dalam pergelaran.
Wayang Beber Pacitan hanya dimiliki oleh keluarga Sumardi, yang merupakan generasi ke-13 sejak Nolodermo. Semula ada kepercayaan bahwa yang boleh mendalang harus memiliki garis keturunan langsung (trah), namun sejak Sumardi (Ki Mardiguno) meninggal dunia, tradisi pergelaran Wayang Beber Pacitan diteruskan oleh dalang muda Rudhi Prasetyo, anak asuh Ki Mardiguno, yang sudah diberikan wewenang oleh Ki Mardiguno sebelum meninggal dunia. Rudhi menggunakan wayang beber duplikat, sedangkan yang asli kondisinya sudah mengkhawatirkan, disimpan sebagai pusaka.
Namun sekarang ini sudah hadir kembali dalang Wayang Beber Pacitan yang masih memiliki trah dalang Wayang Beber asli, namanya Supani, meski bukan keturunan langsung dalang Mardiguno. Dengan demikian selain Supani, sekarang ada Rudhi Prasetya yang menjadi dalang Wayang Beber Pacitan. Sementara itu, melalui Sanggar Seni “Lung” Rudhi Prasetya melakukan regenerasi dalang kepada anak-anak muda, bahkan ada yang masih SMP. Sudah ada sekitar 5-6 anak muda yang siap menjadi dalang Wayang Beber Pacitan, salah satunya adalah Handika Adi Kuncoro, lahir tanggal 21 Juli 1999 siswa kelas XII SMK Negeri Kebonagung, Pacitan. Kuncoro, panggilannya, sudah pernah pentas sendiri di lapangan desa tempat tinggalnya Agustus tahun lalu. Dan belum lama ini (26/3) pentas berdua bersama gurunya, Rudhi Prasetya, di pendopo Kabupaten Pacitan. (h)